Budidaya Jamur Tiram Media Jerami
Integrated
Farming System, atau sistem pertanian terpadu, didefinisikan sebagai
penggabungan semua komponen pertanian dalam suatu sistem usaha pertanian yang
terpadu. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang berbasis teknologi ramah
lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan. Padahal usaha
ini sangat cocok digunakan di Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan
limpahan sinar matahari sepanjang tahun dan curah hujan tinggi. Beberapa metode
diversifikasi pertanian seperti minapadi (padi dengan ikan) dan longyam (balong
ayam/ ikan dengan ayam) mengadopsi model integrated farming system ini.
Komponen integrated farming salah
satuny adalah persawahan atau ladang. Syarat tanaman yang bisa diusahakan
adalah bernilai ekonomi dan bisa menyediakan pakan untuk peternakan. Padi,
strawberi, apel, anggur, singkong, tomat, talas dan jamur dapat digunakan dalam integrated
farming system. Perhatikan bahwa padi yang digunakan harus berlabel biru atau
yang tahan terhadap air yang agak tinggi. Hasil samping pertanian berupa
jerami, sekam dan sisa batang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan ikan,
pembuatan biogas dan kompos.

Jamur
dapat dipilih karena menggunakan kotoran ternak dan tidak membutuhkan lahan
luas
Ketika
musim panen padi tiba, timbul masalah berupa limbah jerami. Limbah jerami ini
biasanya ditumpuk di tengah sawah atau di pinggir pematang sawah, yang kemudian
di buang atau di bakar untuk diambi abunya. Padahal pembakaran jerami akan
mengakibatkan sebagian unsur hara seperti N, P, K dan Si akan berkurang bahkan
hilang, belum lagi dampak pencemaran udara yang ditimbulkan akibat pembakaran
tersebut. Menurut berita resmi statistic(2006), produksi padi nasional mencapai
54,75 ton pertahun pada tahun 2006, mneingkat 1,11% dibandingkan produksi padi
pada tahun 2005. Peningkatan produksi padi juga diiringi dengan peningkatan
jumlah limbah jerami padi. Menurut kementerian pertanian (2012), per ha
sawah menghasilkan sebnyak 3-4 ton jerami kering. Jika semua jerami tersebut
sibakar pasti akan menyebabkan pencemaran udara yang hebat, dan tentu akan
mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
Sebenarnya ketersediaan jerani padi ini cukup potensial bila diawetkan melalui
pengeringan sinar matahari, lau ditumpuk di tempat yang diberi naungan agar
tidak kehujanan untuk dimanfaatkan sebagai media budidaya jamur tiram. Berikut
cara membuat media dari jerami padi. Pertama, jerami padi yang sudah dicacah
disiapkan sebnyak 100 kg. Lalu, jerami padi, dedak, kapur dan gypsum di
dicampurkan dengan perbandingan 100:10:2,5:2 dalam kg, serta ditambahkan air
jika campuran terlalu kering. Kemudian, campuran diaduk hingga merata lalu
ditutup degan plastic selama 48 jam denga ph6-7. Setelah itu, media dimasukkan
ke dalam baglog dan di padatkan hingga beratnya 1-3 kg dan dipasangkan cincin
serta tutupnya. Selanjutnya, baglog dikukus dalam drum selama 6-8 jam, lalu
didinginkan selama 12 jam. Tahap berikutnya, dilakukan inokulasi (penanaman
bibit) secra aseptik, dengan cara bibit dimasukkan ke baglog menggunakan sendok
dan baglog diinkubasi sealama 40-50 hari dengan suhu kamar sampai baglog
ditutupi miselium secra merata lalu ditempatkan pad arak-rak didalam rumah
jamur(kumbung). Terakhir, tutup baglog dibuks agar jamur dapat tumbuh setelah
pembukan selama 2 minggu lalu jamur segar dipanen setelah 2-3 hari.
Petani jamur di Indonesia masih jarang yang memanfaatkan jerami sebagai media
budidaya jamur tiram. Jerami padi biasa dimanfaatkan sebgai pupuk kompos, pakan
ternak dan media budidaya jamur merang. Namun, dengan melihat potensi limbah
jerami yang melimpah ini, tidak ada salahnya jika kita mencoba
mengaplikasikannya pada budidaya jamur tiram. Jerami juga sebagai alternatif
lain pengganti serbuk kayu, terutama bagi petani yang sedang kesulitan
mendapatkan serbuk kayu, karena sekarang sudah terjadi persaingan untuk
mendapatkan serbuk kayu antara sesama peteni jamur, pengerajin batu bata,
maupun industry tebu. Dengan memanfaatkan jerani untuk budidaya jamur tiram
berate kita telah membantu mengatasi limbah pertanian di Indonesia.
Sumber :
Devika Asmi Pandanwangi
14/364096/PN/135096
ANALISIS ARTIKEL
BalasHapusNama : Katya Chrissadewi Lucia
NIM : 14/367483/PN/13848
Golongan : B2
Kelompok : 3
1. Nilai penyuluhan yang terkandung dalam artikel tersebut adalah :
• Sumber Teknologi / ide = pemanfaatan limbah jerami sisa panen padi sebagai media tanam pada budidaya jamur tiram.
• Sasaran = petani padi dan/atau petani jamur tiram.
• Manfaat = limbah jerami padi dapat menjadi lebih bermanfaat, mencegah pembakaran jerami yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar dan berpotensi sebagai sumber pendapatan baru petani padi untuk menjual limbah jeraminya atau melakukan budidaya jamur tiram.
• Nilai Pendidikan = mengajak petani untuk memanfaatkan limbah jeraminya sebagai media tanam jamur tiram dan cara membuatnya.
2. Nilai berita yang terkandung dalam artikel tersebut adalah :
• Timelines = artikel tersebut bersifat baru.
• Proximity = artikel itu dekat dengan petani karena limbah jerami padi merupakan permasalahan yang didapat oleh petani pada umumnya dan kesulitan mendapat serbuk kayu merupakan permasalahan yang didapat oleh petani jamur tiram.
• Importance = pemanfaatan limbah jerami padi, terutama untuk dimanfaatkan sebagai media tanam jamur tiram, penting untuk diketahui oleh petani karena sering kali petani hanya membakar jerami tersebut. Memanfaatkan jerami sisa panen padi dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani padi dan juga alternatif pengganti serbuk kayu bagi petani jamur tiram.
• Konflik = sulitnya mendapat serbuk kayu untuk media tanam jamur tiram bagi petani jamur tiram.
• Disaster and crime = pembakaran limbah jerami padi dapat menyebabkan pencemaran udara dan dalam taraf tertentu dapat menggangu kesehatan mayarakat sekitar.
• Consequence = pemanfaatan limbah jerami padi dapat mengatasi permasalahan limbah pertanian di Indonesia dan menguntungkan petani jamur tiram karena berguna sebagai pengganti serbuk kayu pada media tanam jamur tiram.
bagaimana cara mengetahui suatu jamur beracun atau tidak?
BalasHapusbagaimana cara mengetahui jamur beracun atau tidak?
BalasHapus