Minggu, 08 November 2015


Budidaya Jamur Tiram Media Jerami

Integrated Farming System, atau sistem pertanian terpadu, didefinisikan sebagai penggabungan semua komponen pertanian dalam suatu sistem usaha pertanian yang terpadu. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang berbasis teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan. Padahal usaha ini sangat cocok digunakan di Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan limpahan sinar matahari sepanjang tahun dan curah hujan tinggi. Beberapa metode diversifikasi pertanian seperti minapadi (padi dengan ikan) dan longyam (balong ayam/ ikan dengan ayam) mengadopsi model integrated farming system ini.
            Komponen integrated farming salah satuny adalah persawahan atau ladang. Syarat tanaman yang bisa diusahakan adalah bernilai ekonomi dan bisa menyediakan pakan untuk peternakan. Padi, strawberi, apel, anggur, singkong, tomat, talas dan jamur dapat digunakan dalam integrated farming system. Perhatikan bahwa padi yang digunakan harus berlabel biru atau yang tahan terhadap air yang agak tinggi. Hasil samping pertanian berupa jerami, sekam dan sisa batang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan ikan, pembuatan biogas dan kompos.


Jamur dapat dipilih karena menggunakan kotoran ternak dan tidak membutuhkan lahan luas
Ketika musim panen padi tiba, timbul masalah berupa limbah jerami. Limbah jerami ini biasanya ditumpuk di tengah sawah atau di pinggir pematang sawah, yang kemudian di buang atau di bakar untuk diambi abunya. Padahal pembakaran jerami akan mengakibatkan sebagian unsur hara seperti N, P, K dan Si akan berkurang bahkan hilang, belum lagi dampak pencemaran udara yang ditimbulkan akibat pembakaran tersebut. Menurut berita resmi statistic(2006), produksi padi nasional mencapai 54,75 ton pertahun pada tahun 2006, mneingkat 1,11% dibandingkan produksi padi pada tahun 2005. Peningkatan produksi padi juga diiringi dengan peningkatan jumlah limbah jerami padi.  Menurut kementerian pertanian (2012), per ha sawah menghasilkan sebnyak 3-4 ton jerami kering. Jika semua jerami tersebut sibakar pasti akan menyebabkan pencemaran udara yang hebat, dan tentu akan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
            Sebenarnya ketersediaan jerani padi ini cukup potensial bila diawetkan melalui pengeringan sinar matahari, lau ditumpuk di tempat yang diberi naungan agar tidak kehujanan untuk dimanfaatkan sebagai media budidaya jamur tiram. Berikut cara membuat media dari jerami padi. Pertama, jerami padi yang sudah dicacah disiapkan sebnyak 100 kg. Lalu, jerami padi, dedak, kapur dan gypsum di dicampurkan dengan perbandingan 100:10:2,5:2 dalam kg, serta ditambahkan air jika campuran terlalu kering. Kemudian, campuran diaduk hingga merata lalu ditutup degan plastic selama 48 jam denga ph6-7. Setelah itu, media dimasukkan ke dalam baglog dan di padatkan hingga beratnya 1-3 kg dan dipasangkan cincin serta tutupnya. Selanjutnya, baglog dikukus dalam drum selama 6-8 jam, lalu didinginkan selama 12 jam. Tahap berikutnya, dilakukan inokulasi (penanaman bibit) secra aseptik, dengan cara bibit dimasukkan ke baglog menggunakan sendok  dan baglog diinkubasi sealama 40-50 hari dengan suhu kamar sampai baglog ditutupi miselium secra merata lalu ditempatkan pad arak-rak didalam rumah jamur(kumbung). Terakhir, tutup baglog dibuks agar jamur dapat tumbuh setelah pembukan selama 2 minggu lalu jamur segar dipanen setelah 2-3 hari.
            Petani jamur di Indonesia masih jarang yang memanfaatkan jerami sebagai media budidaya jamur tiram. Jerami padi biasa dimanfaatkan sebgai pupuk kompos, pakan ternak dan media budidaya jamur merang. Namun, dengan melihat potensi limbah jerami yang melimpah ini, tidak ada salahnya jika kita mencoba mengaplikasikannya pada budidaya jamur tiram. Jerami juga sebagai alternatif lain pengganti serbuk kayu, terutama bagi petani yang sedang kesulitan mendapatkan serbuk kayu, karena sekarang sudah terjadi persaingan untuk mendapatkan serbuk kayu antara sesama peteni jamur, pengerajin batu bata, maupun industry tebu. Dengan memanfaatkan jerani untuk budidaya jamur tiram berate kita telah membantu mengatasi limbah pertanian di Indonesia.



3 komentar:

  1. ANALISIS ARTIKEL

    Nama : Katya Chrissadewi Lucia
    NIM : 14/367483/PN/13848
    Golongan : B2
    Kelompok : 3

    1. Nilai penyuluhan yang terkandung dalam artikel tersebut adalah :
    • Sumber Teknologi / ide = pemanfaatan limbah jerami sisa panen padi sebagai media tanam pada budidaya jamur tiram.
    • Sasaran = petani padi dan/atau petani jamur tiram.
    • Manfaat = limbah jerami padi dapat menjadi lebih bermanfaat, mencegah pembakaran jerami yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar dan berpotensi sebagai sumber pendapatan baru petani padi untuk menjual limbah jeraminya atau melakukan budidaya jamur tiram.
    • Nilai Pendidikan = mengajak petani untuk memanfaatkan limbah jeraminya sebagai media tanam jamur tiram dan cara membuatnya.
    2. Nilai berita yang terkandung dalam artikel tersebut adalah :
    • Timelines = artikel tersebut bersifat baru.
    • Proximity = artikel itu dekat dengan petani karena limbah jerami padi merupakan permasalahan yang didapat oleh petani pada umumnya dan kesulitan mendapat serbuk kayu merupakan permasalahan yang didapat oleh petani jamur tiram.
    • Importance = pemanfaatan limbah jerami padi, terutama untuk dimanfaatkan sebagai media tanam jamur tiram, penting untuk diketahui oleh petani karena sering kali petani hanya membakar jerami tersebut. Memanfaatkan jerami sisa panen padi dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani padi dan juga alternatif pengganti serbuk kayu bagi petani jamur tiram.
    • Konflik = sulitnya mendapat serbuk kayu untuk media tanam jamur tiram bagi petani jamur tiram.
    • Disaster and crime = pembakaran limbah jerami padi dapat menyebabkan pencemaran udara dan dalam taraf tertentu dapat menggangu kesehatan mayarakat sekitar.
    • Consequence = pemanfaatan limbah jerami padi dapat mengatasi permasalahan limbah pertanian di Indonesia dan menguntungkan petani jamur tiram karena berguna sebagai pengganti serbuk kayu pada media tanam jamur tiram.

    BalasHapus
  2. bagaimana cara mengetahui suatu jamur beracun atau tidak?


    BalasHapus
  3. bagaimana cara mengetahui jamur beracun atau tidak?

    BalasHapus